Mengenang, kompeni ALeOT


Kota kecil yang dikenang, Bangkalan. Nun di Madura sana..
Kenangan Satu :
Masa kecil yang ekspresif, menjadi mata air ketertarikan pada seni peran. Meski sekadar tampil di ruang tamu sempit di rumah kami dihadapan Bapak, Ibu, Mbah Lik dan kakak-kakak tercinta.
Kenangan Dua :
Menghibur teman sekolah, saat pentas sederhana di acara pelepasan kelulusan SD. Belajar ikut nge-Lawak di Agustusan ketika SMP.
Kenangan Tiga :
Berlatih mengenal Teater dengan turut eks-kul Teater Smansa waktu di SMA Negeri 1 Bangkalan, pasrtisipan di beberapa lomba -konon untuk cari pengalaman-.
Selepas SMA, di sela rutinitas kuliah bersama2 alumni Teater Smansa (dan Pak Dayat..guru Teater di Almamater-SMA kami) bikin kumpulan Teater Pencet, yang tadinya sebagai wadah alumni untuk terus bersinergi dengan komunitas teater di sekolah.
Kenangan Empat :
Idealisme kawan-kawan seperjuangan di 'Pencet'..mendorong bikin kompeni ALeOT. (kompeni = kelompok pekerja seni). ALeOT = meliuk..(:madura).
"Aleot..!!" sebuah nama, yang kami ambil dari celetukan sahabat 'cangkrukan' di jalan simpang dukuh seberang bantaran kalimas surabaya. Namanya, Pak Sawani..seorang tukang parkir.
Digagas di lantai kumuh los Pasar Genteng Surabaya, dekat mushola pasar, tempat dimana saya dan Lud (Kamaluddin) sering menginap.
Maka, beberapa sahabat SMA kamipun bergabung melahirkan "kumpulan" ini.
Iwang (Lahar Baliwangi, dulu pas kuliah di ITS dan saat ini menyelesaikan Program S3-nya di bidang Teknik Permesinan Kapal di Kobe Jepang), Garisalam (adik-nya Iwang, ketika itu mahasiswa T.Sipil ITS dan sekarang jadi karyawan Pabrik Paving di Pasuruan), Hendra Nyoo (Hendra Budi Utomo, dulu kuliah di T.Mesin UWG Malang dan kini seorang staf konsultan di Bangkalan), Budi Icing (Budi Kisworo, mahasiswa STIESIA Surabaya yang sekarang jadi karyawan sebuah Bank Pemerintah), dan Candra (Candra Aditya, ketika itu masih kuliah di T.Sipil UWG Malang dan sekarang jadi Dosen di Almamaternya). Tak ketinggalan, support Dik Didin (Tri Andiniwati, satu2nya mahluk manis di kumpulan 'pejantan' ini..memberi warna yang lain bagi ALeOT saat itu).
2 Desember 1992..kelahiran kompeni ALeOT ditandai dengan pentas perdana kami (Naskah Le-Adaptacion 2000) di acaranya kawan2 IMABA (Ikatan Mahasiswa Bangkalan).
Kenangan Lima :
Segera setelah itu, kawan2 alumni Teater SMANSA di banyak daerah (Malang, Jogja, Bogor dan Jakarta) merespon dengan membumikan ALeOT di komunitas mereka.
1993, 1996 menghelat SYAIR SANG SAKA di Bangkalan. 1995 berpartisipasi di Senimania Republika di TIM Jakarta. Menebar virus teater di beberapa sekolah di Bangkalan, dengan membidani kelahiran dan membina generasi pertama Teater Mutiara (SMAN 3), Teater SMA Arosbaya, Teater SMA Tanjungbumi..(semua memang masih di Bangkalan).
ALeOT pun 'mekar' dengan menerima banyak anggota (meski organisasi ini tak formal) dan beraktifitas di beberapa cabang seni. Tidak cuma Teater, namun juga bergiat di Tari, Musik, juga Sastra. Seterusnya ALeOT bergulir tak semata jadi kelompok seni..tapi kemudian bermetamorfosa sebagai sebuah keluarga besar, yang menjadi rujukan anak-anak muda Bangkalan untuk berkumpul, berdiskusi, mencari solusi dan menyikapi perubahan-perubahan serta mencoba membuat 'aliran' gaya hidup alternatif..dan itu di sebuah kota kecil Bangkalan..di Madura lagi..(namanya juga anak muda, ya..).
Kenangan Enam :
Hingga akhirnya..keniscayaan tuntutan hidup untuk 'mencari nafkah' sebagaimana garis kodrat kemampuan dan keahlian kami membuat semuanya hal tadi tak lagi jadi prioritas.
Lima belas tahun sudah lewat..dan kini semuanya benar-benar jadi kenangan..
Masa-masa penuh semangat di tengah keluguan dan kenaifan..namun indah sebagai hiasan dalam lawatan masa kehidupan di waktu yang makin silam.
ALeOT..


Komentar

  1. Son.. esare ca kanca wa....
    mara dhuli pas jawab,... lebat email... ye...

    pah maelang ce' abitdha...


    nyara, glenoon

    #hendri

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer