Eksplorasi Bangsa Eropa, Meretas jalan ke Timur



Awal abad 16..era baru penjelajahan dunia. Perkembangan teknologi maritim mengikuti kemajuan pemahaman ilmiah mengenai navigasi dan paradigma tentang rupa muka bumi mendorong banyak ekspedisi pelayaran terutama di Eropa. Spanyol dan Portugis sebagai negeri yang terdepan, Spanyol mengirim Magelan dan Cortez ke barat (akhirnya menemukan Amerika dan menaklukkan Aztec di Mexico) dan Portugis mengirim Vasco da Gama ke timur (kemudian setelahnya menemukan India). Mencoba meretas jalur laut dan berupaya mencapai dunia Timur, yakni Asia yang dengan eksotiknya diceritakan Marco Polo dalam manuskrip masyhurnya Jalan Sutera-. Di India, mereka bertemu pedagang-pedagang Gujarat yang menawarkan berbagai komoditas dari kawasan Asia Tenggara, kawasan di Timur India dan orang-orang Eropa itu kemudian menamakannya sebagai kawasan Hindia Timur.

Keberhasilan mereka dengan pulang membawa beberapa contoh komoditas hasil bumi negeri Timur segera diterima dengan gembira oleh pasar Eropa. Lada, cengkeh dan pala adalah primadona pasar yang menggiurkan. (Bayangkan, bila 50 kg cengkeh seharga 1 hingga 2 Dukat di maluku. Di Malaka -bandar terpenting menuju Barat kala itu- akan menjadi lebih dari 10 Dukat. Pedagang Gujarat menjualnya kembali senilai 10 hingga 15 Dukat di India. Sedangkan di Eropa nilainya dapat mencapai 300 Dukat..!!). Kapal Magellhan bernama Victoria pertama kali membawa cengkeh langsung dari Maluku, dan memperoleh keuntungan hingga 2.500 % saat dijual di Pasar Eropa.

Maka, berlomba-lomba-lah segenap negeri Eropa merambah Timur demi komoditas-komoditas tersebut. Jika pada 1509 Portugis baru pertama kali mendarat di Malaka, maka pada 1511, Malaka sudah jatuh ke tangan Alfonso d’Albuquerque dan menjadi milik Portugis. 1529, Perancis pertama kali membuka hubungan dagang dengan Hindia Timur. 1571, armada Cortez dari Mexico tiba di Filipina setelah melayari Pasifik, dan mendirikan koloni baru bernama Manila. 1579 Sir Fancis Drake melayari kepulauan Nusantara hingga mencapai Australia dan Selandia Baru.

Alkisah, seorang pembual yang kerap menipu banyak orang -dengan bekal beberapa tahun tinggal di Lisbon dan menguping dari kedai-kedai di pelabuhan mengenai kegemilangan ekspedisi ke Timur- berhasil meyakinkan beberapa hartawan Belanda untuk menyeponsori ekspedisi suatu pelayaran ke Hindia Timur. Dengan 12 kapal, tahun 1595 mulai berlayar dan pada 23 Juni 1596 mendarat di Banten. Memanfaatkan sentimen konflik Banten –sebagai kerajaan Islam- dengan Portugis –yang ekspansif dengan turut membawa misi penyebaran Katolik-. Dia berhasil menjalin kerjasama dengan Sultan Banten. Dia lantas membawa pulang ke Belanda banyak sekali komoditas Timur. (Banten menjadi penting setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis). Pembual yang beruntung itu adalah Cornelis de Houtman. Belanda datang, memang dengan misi sebagai Pedagang..tak lebih dan tak kurang. Dan sejak itulah, Belanda mulai memainkan peran penting di Eropa sebagai importir komoditas timur yang berpengaruh.


Membaca situasi dan momentum dengan tepat, Menggunakan informasi dan data dengan cerdas, Memanfaatkan potensi konflik sebagai advantage dalam kompetisi- Menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam usaha. Setidaknya bagi De Houtman dan negerinya, Belanda.

(C) Sonny T Atmosentono, 2008.

Komentar

Postingan Populer